PENALARAN DEDUKTIF
Pengertian penalaran deduktif
Penalaran yaitu
suatu proses berfikir dimana didalam proses berfikir tersebut sangat bertolak
berlakang dari pengamatan indera yang dapat menghasilkan suatu konsep dan
pengertian.
Penalaran Deduktif bergerak dari sesuatu yang berifat
umum kepada yang khusus. jika kita mengetahui S, sedangkan P adalah dari S,
maka dapat ditarik kesimpulan tentang P. penarikan kesimpulan dengan cara
deduktif tidak menghasilkan pengetahuan baru, karena kesimpulannya telah
tersirat pada premisnya.
Contoh Penalaran deduktif : “Semua binatang punya mata”
Penalaran deduktif dapat di bedakan menjadi 2 yaitu silogisme dan entimen :
A.
Silogisme
Silogisme adalah cara berpikir formal, yang jarang
terjadi dalah kehidupan sehari-hari, kita menemukan polanya saja, misalnya ia
dihukum karena melanggar peraturan X, sebenarnya dapat dibentuk secara formal
atau silogisme, yaitu
·
Semua yang
melanggar peraturan X akan dihukum
·
Ia melanggar
peraturan X.
·
Ia dihukum.
Sebuah silogisme terdiri atas tiga term ( mayor, tengah
dan minor) dan tiga proposisi (Premis mayor, premis minor, dan kesimpulan).
contoh :
1. Premis mayor : semua cendrakiawan adalah manusia pemikir
S
P(term mayor)
2. Premis minor : Semua ahli filsafat adalah cendrakiawan
S(term minor)
P(term tengah)
3. kesimpulan : semua ahli filsafat adalah manusia
pemikir
S
P
a.
Penjelasan
proposisi 1 dan 2 merupakan premis, yaitu pernyataan
dasar untuk menarik kesimpulan pada proposi 3 proposisi 1 merupakan premis
mayor, yaitu premis yang mengandung pernyataan dasar umum yang dianggap benar
dikelasnya. didalamnya terdapat term mayor (manusia pemikir) yang akan muncul
pada kesimpulan sebagai predikat.
proposisi 2 merupakan premis minor yang mengemukakan
pernyataan tentang segala khususnya yang merupakan bagian kelas premis mayor.
di dalamnya term minor (ahli filsafat) yang akan menjadi subjek dalam
kesimpulan. term mayor dihubungkan oleh term tengah (cendrakiawan) yang tidak
boleh diulang dalam kesimpulan. yang memungkinkan kita menarik kesimpulan ialah
adanya term tengah.
Dari penjelasan tersebut dapat diringkas sebagai berikut.
silogisme merupakan bentuk penalaran deduktif yang
bersifat formal. proses penalaran dimulai dari premis mayor, melalui premis
minor, sampaiu pada kesimpuloan. strukturnya tetap; premis mayor, premis minor
dan kesimpulan. premis mayor berisi pernyataan umum. premis minor berisi
pernyataan yang lebih khusus yang merupakan bagian [remis mayor(term mayor). kesimpulan
dalam silogisme selalu lebih khusus daripada premisnya.
b.
Persyaratan Silogisme
Di dalam silogisme hanya mungkin terdapat tiga term.
CONTOH:
semua manusia berakal budi.
semua mahasiswa adalah manusia.
semua mahasiswa berakal budi.
term tengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan. dari
dua premis negatif tidak dapat ditarik kesimpulan. kalau kedua premisnya
positif, kesimpulan juga positif. term-term yang mendukung proposisi harus
jelas, tidak mengandung pengertian ganda/menimbulkan keraguan.
CONTOH:
semua buku mempunyai halaman.
ruas mempunyai buku.
ruas mempunyai halaman.
dari premis mayor partikular dan premis minor negatif
tidak dapat ditarik kesimpulan. premis mayor dalam siogisme mungkin berasal
dari teori ilmiah. penarikan kesimpulan dari teori ini mudah diuji. tidak
jarang premis mayor berasal dari pendapat umum yang belum dibuktikan
kebenarannya.
B.
ENTIMEN
Dalam kehidupan sehari-hari, silogisme yang kita
temukan berbentuk entimem, yaitu silogisme yang salah satu premisnya
dihilangkan/tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
CONTOH:
menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.
kalimat diatas dapat dipenggal menjadi dua.
a. menipu adalah dosa.
b. karena (menipu) merugikan orang lain.
kalimat a merupakan kesimpulan, kalimat b adalah premis minor (bersifat
minor) maka silogisme dapat disusun:
premis mayor : ?
premis minor : Menipu merugikan orang lain.
kesimpulan : Menipu adalah
dosa.
Dalam kalimat itu,yang dihilangkan adalah premis
mayor. perlu diingat bahwa premis mayor bersifat umum, jadi tidak mungkin
subyeknya menipu. kita dapat berpikir kembali dan menentukan premis mayornya,
yaitu perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa. entimem juga dapat
dibuat dengan menghilangkan premis minornya. misalnya, perbuatan yang merugikan
orang lain adalah dosa, jadi menipu adalah dosa. untuk mengubah entimen menjadi
silogisme, mula-mula kita cari kesimpulannya, kata-kata yang menandakan
kesimpulan ialah jadi, maka, karena itu, dengan demikian, dan sebagainya. kalau
sudah cari/tentukan premis yang dihilangkan.
contoh: pada malam hari tidak ada matahari, jadi tidak mungkin terjadi
proses fotosintesis.
bentuk silogismenya adalah
premis mayor: proses fotosintesis memerlukan sinar matahai.
premis minor: pada malam hari tidak ada matahari.
kesimpulan : jadi, pada malam hari tidak mungkin ada
fotosintesis.
sebaliknya untuk mengubah silogisme menjadi entimem,
cukup dengan menghilangkan salah satu premisnya.
CONTOH:
premis mayor: anak-anak berusia di atas sebelas tahun telah mampu berpikir
formal.
premis minor: siswa kelas 6 di Indonesia telah berusia lebih dari sebelas
tahun.
kesimpulan : Siswa kelas 6 di Indonesia telah mampu
berpikir formal.
>
Entimem dengan penghilangan premis mayor:
siswa kelas 6 di Indonesia telah berumur di atas
sebelas tahun, jadi mereka mampu berpikir formal
>
Entimem dengan penghilanagn premis minor:
anak-anak yang berusia di atas sebelas tahun telah
mampu berpikir formal, karena itu sisea kelas 6 di Indonesia mampu berpikir
formal.
Nama : ERMA YENI
Npm : 22210408
Kelas : 3EB19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar